Senin, 23 Januari 2012

Masyarakat Bertanya HIMAS Menjawab Oleh: Harsani Gharib
Suatu pergerakan pasti mempunyai tujuan yang pasti, begitu juga halnya dengan pergerakan yang di usung oleh Himpunan Mahasiswa Se-Kecamatan Sapeken (HIMAS) yang notabennya adalah para mahasiswa dari kepulauan Sapeken yang belajar di seluruh wilayah Indonesia, HIMAS juaga mempunyai visi dan misi yang harus dan semestinya untuk di realisasikan. Selama sepuluh tahun ke hadiran HIMAS tidak banyak yang di berikan terhadap masyarakat kepulauan, hal ini akan berdampak negative terhadap suatu pergerakan, maka tidak heran kenapa masyarakat kepulauan menganggap risih kepada HIMAS “HIMAS bagaikan tong kosong yang nyaring bunyinya” seperti inilah pandangan masyarakat kepulauan terhadap HIMAS, karena kenapa HIMAS sebagai organisasi mahasiswa yang seharusnya tampil ke depan public untuk menyampaikan aspirasi rakyat dan pembawa pencerahan, ternyata tidak sesuai dengan apa yang di harapkan. HIMAS dengan semboyannya “solid di perantauan dan berkarya untuk kepulauan”, terkesan hanya sekedar wacana belaka, tidak jarang sikap pesimis seperti ini sering di lontarkan oleh orang-orang HIMAS sendiri. Sangat di sayangkan sekali selama sepuluh tahun perjalanan HIMAS, rasanya tidak mempunyai pengaruh sama sekali,sehingga menimbulkan sikap pesimis masyarakat, tokoh ke pulauan dan mahasiswa Sapeken. Tapi sikap pesimis dan persepsi-persepsi yang riskin terhadap HIMAS tidak mengalahkan sikap optimis para anggota HIMAS yang masih loyal dan selalu aksis terhadap garis-garis perjuangan HIMAS. Tibalah saatnya HIMAS untuk menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang menganggap risih HIMAS. Dengan rasa tanggyng jawab, optimis, komitmen dan loyalitas terhadap HIMAS, sebagian anggota HIMAS yang masih loyal akan selalu menjaga eksistensi HIMAS di tengah ke tidak percayaan masyarajat kepulauan. Untuk mmenjawab pertanyaan-pertanyaan masyarakat kepulauan, sesuai dengan visi dan misi ada dua peran yang di perjuangkan oleh HIMAS yaitu kemiskinan dan pendidikan. Kemiskinan yang terjadi di masyarakat kepulauan bukanlah tradisi yang di tinggalkan oleh nenek moyang kita, tapi kemiskinan yang terjadi karena miskinnya pendidikan dan kurangnya fasilitas yang mendukung serta biaya yang minim karena masyarakat kepulauan Sapeken berekonomi menengah ke bawah, inilah yang harus di perjuangkan HIMAS bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan untuk mengurangi kemiskinan. Pada tahun 2011 HIMAS memberikan terobosan baru dengan bersusah paya dan berbagai cara, akhirnya HIMAS bias memfasilitasi putra kepulauan Sapeken untuk menuntut ilmu di Ibu Kota (Jakarta) dengan biaya kuliyah gratis sampai selesai starata satu (S1) di Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Nusantara dan Sekolah Tinggi Ekonomi Ganesa dengan jurusan teknologi computer dan Ekonomi. Mungkin banyak orang yang akan bertanya mengapa hanya jurusan ekonomi dan tehnologi computer karena HIMAS mencita-citakan terciptanya masyarakat madani, yang mana tidak ada lagi kemiskinan, kebodohan dan terciptanya kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat. Masyarakat yang tidak lagi meratapi kemiskinan tentunya dengan system ekonomi yang bagus dan ideal tentunya akan menghasilkan kesejahteraan yang sangat luar biasa. Masyarakat yang tidak lagi di bodoh-bodohin oleh penduduk dunia yang modern dengan teknologi yang canggih tentunya akan menciptakan keharmonisan masyarakat kepulauan dan menpermudah akses komunikasi dan informasi. Hal ini lah yang di cita-citakan masyarakat kepuluan dan yang di perjuangkan oleh HIMAS sebagai organisasi kemahasiswaan yang di dalamnya para kaum terdidik sebagai agen of cheng , mudah-mudahan dengan jalan seperti ini akan terwujud persaudaraan yang erat dengan nilai-nilai religious yang tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar