Kamis, 26 Januari 2012

Hujan


HUJAN

Kau adalah utusan-Nya
Izinkan aku untuk istirahat mala mini
Kau adalah nikmat dari-Nya
Izinkan aku untuk terlelap malamini
Kita adalah sahabat
Jauhkan bencanamu dariku
Kita tercipta…
Datanglah sebagai tamu kepada dunia
Hujan… suaramu bagai irama
Hibur aku dengan nyanyianmu
Suara apa itu…?
 Suara gemuruh angin dari arah barat, kaukah itu hujan…?
Ayo… datanglah dengan memberikan salam ke atas dunia kami ini
Barangkali kau adalah rahmat yang di utus Tuhan kepada kami
Hujan… datanglah sebagai sahabat dan nyanyikan sebuah lagu dengan iramamu yang indah



Jakarta. 27. 01. 2012-01-27
Harsani Gharib

Tragedi 25 Januari


Cerpen. Eds.1.25/januari/2012
Angin mampir (Bajo; Sangai Palaris)
Pagi itu dingin sekali, tepatnya hari rabu tgl 25 januari, ya… sangat indah sekali, dikamar yang ukurannya tidak terlalu besar sekitar 4X6 meter, dengan ukuran yang tidak terlalu besar seperti itu rasanya tidak cukup untuk orang lebih dari lima apa lagi di dalam kamar itu terdapat barang yang banyak dan berantakan, tapi itulah kenyataannya…! Di dalam kamar yang kicil itu terdapat di dalamnya 6 orang wah…kalau di bayangkan tidurnya seperti apa ya….?
Pagi itu kami bangun ke siangan, gimana gak kesiangan..? tidurnya jam 3 pagi… oaya… pada malam itu kami ke datangan tamu namanya Abdullah (si Dul) dia datang dari Malaysia akan pulang ke Sapeken, rencananya dia akan mampir dulu ke Jakarta ke betulannya istrinya dari Bekasi, nah… rencananya dia akan Kebekasi pagi-pagi ya… sekitar jam 9 lah…dan yang akan mengantarkannya Darsono karena Darsono juga yang menjemput dia ke Stasiun Gambir.saya ceritakan sedikit tentang darsono ya….!! Darsono itu Mahasiswa STTN Ciputat, dia baru semester satu, sudah tidak punya orang tua,aku salut padanya semangat belajarnya besar sekali ya….mudah2an apa yang di impikannya bisa tercapai amien….
Sekitar jam 08.00 WIB kami semua bangun, yang ada di dalam kamar saya (harsani), Firdausi (Sippir), Nur Hadi Hidayat (Dayat), Tanwir, Darsono dan Abdullah (Si Dul), ya..semuanya ada enam orang, karena pagi itu turun hujan deras sekali, seperti hari biasa-biasanya di tempat tinggal kami itu ada ank sekolah TK, karena tempat kami di dalam kompleks sekolahan…
Sekitar jam 08.30 WIB teman-teman mulailah mandi satu persatu kebetulan kamar mandi ada di luar dan Cuma satu kamar mandi, yang pertama mandi ke luar Tanwir, dia adalah Mahasiswa UNIAT (Universitas At-Tahariyah) semester satu, liama menit kemudian dia selesai mandi.Tanwir;” siapa yang mau ikut seminar ke DPR sekarang..? sepontan Firdausi menjawab;”saya, seminar apa..? Firdausi adalah Mahasiswa UNIAT juga semester 5, Tanwir; kurang tau juga,pokoknya ada seminarlah, tapi harus pakek almamater”, Firdaus; tapi saya gak punya almamater,coba telepon lagi teman kamu..? bilang sama dia bisa gak kalau gak bawa almamater…”, Tanwir pun langsung nelfon temennya. Dengan waktu yang bersamaan, Abdullah bangun dan langsung pergi ke kamar mandi untuk mandi, Abdullah ini sudah saya ceritakan di atas dia adalah perantau yang mengadu nasib di negeri orang (Malaysia).tidak lama kemudian Si Dul pun selesai mandai dan berkata,”Dar (ini adalah panggilan akrap darsono) cepat ,mandi sana..?”, Darsono; oke, tunggu sebentar.
Bergegaslah Darsono ke kamar mandi dengan handuk, sabun, sikat gigi dan odolnya, ternyata di luar sudah banyak Ibu-Ibu yang mengantar anak-anak mereka sekolah TK ya…seperti hari-hari biasanya. Tanwir saya perhatikan sibuk dengan HP nya dan siap-siap akan berangkat ke tempat diskusi padahal waktunya jam 11.00 WIB sementara sekarang baru jam 09.00. WIB ya kurang lebih lah, emang dia sangat semangat kalau acara-acara seperti itu, saya pun tertarik akan ikut tapi… saya gak punya almamater karena tinggal di Kebon Jeruk tempat saya tinggal kemarin, nampaknya di luar hujan makin deras beserta angin yang kencang, saya pun bangun karena tempat saya tidur kejatuhan air hujan, maklum… tempat tinggal kami bocor. Temen-temen pada bangun semua sambil mengamankan buku-buku yang berserakan dan bercanda, entah saya sudah tidak perhatikan apa yang mereka bicarakan, tapi sepertinya lucu karena serontak mereka tertawa semua. Si Dul dan Tanwir karena sudah selesai mandi duluan merekapun sudah pada pakek baju dan siap berangkat.
Hujan makin deras, angin makin kencang, darsono masih di dalam kamar mandi, entah kenapa saya kira suara petir yang menggelegar semuanya serentak panic karena serentak suara itu menandakan ada bangunan yang roboh, saya seperti ingat dan tidak, langsung melihat darsono di dalam kamar dan seperti orang kebingungan, Si Dul; hahahhahahhah(tertawa)…. Entah saya tidak sadara apa yang di tertawakannya, saya melihat darsono dan berkata” saya; kenapa..?, Darsono; pohon roboh di kamar mandi dan menimpa saya. Si Dul; cari sarung sana atau celana, setelah perkataan Si Dul seperti itu saya baru sadar kalau darsono dalam keadaan telanjang bulat; hahahahhahahahhahahhahahahhaha……………………………..(tertawa serentak) teman-teman serentak tertawa terbahak-bahak, perasaaan panic dan takut tadi langsung hilang, karena melihat keadaan Darsono yang telanjang bulat dan bingung sendiri. Barulah saya sadar kalu pohon besar yang ada di samping kamar mandi roboh dan robohnya ke kamar kami lagi… aduh sial…semua barang basah, lemari, TV, laptop, buku,baju, dll. Bercampur perasaan panic dan lucu karena melihat darsono dalam keadaan telanjang berlari dari kamar mandi, bayangan saya sih pasti banyak yang melihatnya di luar dalam ke adaan telanjang.
Nah…. Ternyata apa yang saya bayangkan tidak salah…!!!.. dilauar para Ibu-ibu tertwa terbahak-bahak saya kira ada yang sangat lucu yang di tertawakannya, ternyata karena melihat darsono lari ke luar dan bingung sendiri di depan Ibu-ibu dalam ke adaan telanjang.
Ya Allah…. Apa yang terjadi hari ini saya benar- benar tidak menduganya, kamar mandi dan tempat tidur habislah semua belum lagi hal yang memalukan Darsono yang ketakutan dan panic lari tanpa sehelai pakaianpun keluar dan menjadi bahan perbincangan ibu- ibu di luar.ya… begitulah… rasa terkejut entah tidak tau apa yang akan di lakukan selain berlari dan menyelamatkan diri, mudah-mudahan semua ini ada hikmahnya.

Rabu, 25 Januari 2012



Sejarah dan Fungsi pancasila
Oleh: Harsani Gharib

A. Sejarah Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.                                                      
Pemahaman kembali sejarah lahirnya Pancasila bagi bangsa Indonesia dimanapun merupakan hal yang penting dalam memahami makna Pancasila sebagai sebuah ideologi.
1 Juni dan 1 Oktober di Negara Republik Indonesia merupakan dua tanggal yang memiliki nilai histori yang berarti bagi maju berkembangnya Pancasila sebagai ideologi Negara RI. Sesuai fakta yang ada bahwa 1 Juni diperingati sebagai tanggal lahirnya Pancasila, betapapun bahwa sesungguhnya pada 1 Juni 1945 Bung Karno bukanlah penemu maupun pencipta Pancasila, ia hanyalah penggali kembali ideologi yang sudah lama ada di kehidupan masyarkat Nusantara sejak dahulu kala. Fakta ini memiliki makna bahwa Pancasila lahir jauh sebelum 1 Juni 1945.                            
Jauh sebelum Republik Indonesia, Pancasila sudah dianut dan menjadi dasar filsafat serta ideologi Kerajaan Maghada pada Dinasti Maurya sejak dipimpin oleh raja yang gagah perkasa Ashoka (sekitar tahun 273 SM – 232 SM). Raja Ashoka merupakan penganut agama Buddha yang taat. Pancasila sendiri merupakan ajaran yang  diciptakan oleh Sang Buddha Siddharta Gautama,Pancasila merupaka ajaran yang harus diamalkan oleh setiap penganut agama Buddha bahkan sampai kini.Dengan berkembangnya ajaran Buddha, termasuk ke Nusantara. Negara kedua setelah Kerajaan Maghada yang menjadikan Pancasila sebagai dasar negaranya yaitu Kerajaan Majapahit di pulau Jawa yang berkembang hampir ke sepertiga Nusantara.                                                  
Dalam rapat BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno menyatakan antara lain berbunyi :”Saudara-saudara ! Dasar negara telah saya sebutkan, lima bilangannya. Inikah Panca Dharma ? Bukan ! Nama Panca Dharma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar…..Namanya bukan Panca Dharma, tetapi….saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi. Kelima sila tadi berurutan sebagai berikut:
                                                                                                                                                     (a) Kebangsaan Indonesia.                                                                                                                        (b) Internasionalisme atau perikemanusiaan;                                                                                                (c) Mufakat atau demokrasi;                                                                                                                        (d) Kesejahteraan sosial;                                                                                                                          (e) Ke-Tuhanan.                                                                                                                             Rumusan Pancasila ini kemudian dituangkan ke dalam bentuk Pancasila (lebih dikenal dengan Pancasila I) dan selanjutnya diubah lagi menjadi Pancasila II. Rumus Pancasila II ini atau lebih dikenal dengan Pancasila menurut Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945, baik mengenai sistematikanya maupun redaksinya sangat berbeda dengan Rumus Pancasila I atau lebih dikenal dengan Pancasila Bung Karno tanggal 1 Juni 1945. Pada rumus pancasila I, Ke-Tuhanan yang berada pada sila kelima, sedangkan pada Rumus Pancasila II, ke-Tuhanan ada pada sila pertama, ditambah dengan anak kalimat – dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Kemudian pada Rumus Pancasila I, kebangsaan Indonesia yang berada pada sila pertama, redaksinya berubah sama sekali menjadi Persatuan Indonesia pada Rumus Pancasila II, dan tempatnyapun berubah yaitu pada sila ketiga. Demikian juga pada Rumus Pancasila I, Internasionalisme atau peri kemanusiaan, yang berada pada sila kedua, redaksinya berubah menjadi Kemanusiaan yang adil dan beradab. Selanjutnya pada Rumus Pancasila I, Mufakat atau Demokrasi, yang berbeda pada sila ketiga, redaksinya berubah sama sekali pada Rumus Pancasila II, yaitu menjadi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan menempati sila keempat. Dan juga pada Rumus Pancasila I, kesejahteraan sosial yang berada pada sila keempat, baik redaksinya, maka Pancasila pada Rumus II ini, tentunya mempunyai pengertian yang jauh berbeda dengan Pancasila pada Rumus I.                                                                                                                                                        Namun isi dari Piagam Jakarta selanjutnya juga diubah pada sila pertama dengan menghilangkan anak kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
B. Arti Pancasila
Pancasila berasal dari bahasa sansekerta India (kasta brahmana). sedangkan menurut Muh Yamin, dalam bahasa sansekerta , memiliki dua macam arti secara leksikal yaitu : panca : yang artinya lima, syila : vokal i pendek, yang artinya batu sendi, alas, atau dasar. Syiila vokal i panjang artinya peraturan tingkah laku yang baik atau penting.                                                                      
Kata kata tersebut kemudian dalam bahasa indonesia terutama bahasa jawa diartikan “susila” yang memiliki hubungan dengan moralitas. oleh karena itu secara etimologi kata “pancasila” yang dimaksud adalah istilah “pancasyila” dengan vokal i yang memiliki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. adapun istilah “pancasyiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna “lima aturan tingkah laku yang penting”                                                                                                                                                                          
Perkataan pancasila mula-mula terdapat dalam perpustakaan Budha India. ajaran budha bersumber pada kitab suci Tri Pitaka dan Vinaya pitaka, yang kesemuanya itu merupakan ajaran moral untuk mencapai surga. ajaran pancasila menurut Budha adalah merupakan lima aturan (larangan) atau five moral principles, yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh para penganutnya.                          
adapun isi lengkap larangan itu adalah :                                                                                    
Panatipada veramani sikhapadam samadiyani, artinya “jangan mencabut nyawa makhlum hidup” atau dilarang membunuh.                                                                                                                
Dinna dana veramani shikapadam samadiyani, artinya “jangan mengambil barang yang tidak diberikan.” maksudnya dilarang mencuri.                                                                                                                  Kameshu micchacara veramani shikapadam samadiyani, artinya jangan berbuat zina.                                     Musawada veramani shikapadam samadiyani, artinya jangan berkata bohong atau dilarang berdusta.             Sura merayu masjja pamada tikana veramani, artinya janganlah minum-minuman yang memabukkan                                                                                                                                                                               
C. Unsur-Unsur Yang Terkandung Dalam Pancasila
Ketuhanan (Religiusitas)
Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang beketuhanan, yakni membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridha Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya.
Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal.
Persatuan (Kebangsaan) Indonesia
Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Marauke. Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar.
Permusyawaratan dan Perwakilan
Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berazaskan kelompok dan aliran tertentu yang sempit.
Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.
D. Fungsi Pancasila
1.      Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa                                                                            
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan YME dalam perjuangan dalam mencapai kehidupan yang lebih sempurna senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjung sebagai pandangan hidup. Pandangan hidup terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur adalah suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata kehidupandiri pribadi maupun dalam interaksi antara manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa terkandung konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan terkandung dasar pikiran yang terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang baik, oleh karena pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat indonesia, maka pandangan hidup tersebut dijunjung tinggi oleh wargannya karena pancasila berakar pada budaya dan pandangan hidup masyarakat.
2.      Pancasila sebagai Dasar Negara RI                                                                                       
Kedudukan ini sering disebut dasar filsafat negara. Pancasila merupakan suatu nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara, konsekwensinya seluruh pelaksanaan penyelenggaraan negara terutama segala peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dijabarkan dari nilai2 Pancassila, maka pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum. Pancasila merupakan kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur negara RI beserta seluruh unsur-unsurnya (rakyat, wilayah, pemerintahan).
Pancasila merupakan suatu azas kerohanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum sehingga merupakan sumber nilai, norma serta kaidah baik moral maupun hukum negara. Dalam kedudukannya sebagai dasar negara pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.
3.      Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara RI                                                               
Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai-nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat sebelum membentuk negara dengan kata lain materi pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup masyarakat indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan Kausa Materialis (Asal Bahan) Pancasila. Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara sehingga pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi bangsa dan negara indonesia. Dengan demikian Pancasila sebagai ideologi bangsa berakar pada pandangan hidup dan budaya bangsa dan bukannya mengambil ideologi dari bangsa lain
E. Kesimpulan
            Bagaikan sayur tanpa garam, begitupula dengan sebuah Negara tidak lengkap tanpa dasar Negara yang jelas dan benar sesuai dengan hak-hak kebenaran, pancasila adalah dasar Negara Indonesia yang mewakili dan menjadi pegangan dalam segala aspek kehidupan di dunia ini dan terutama dalam bangsa Indonesia ini. Besar harapan penulis, agar sekiranya tulisan ini yanga sangat jauh dari kesempurnaan dan penulis sangat terbuka untuk di berikan masukan ataupun keritikan. Besar harap penulis agar tulisan ini bermanfaat bagi orang banyak.





Selasa, 24 Januari 2012

Mahasiswa Aktifis dan Mahasiswa Buruh


Mahasiswa Aktifis dan Mahasiswa Buruh
Oleh : Harsani Gharib

Ada banyak corak pandang seorang cendekiawan muda, seorang yang terpelajar atau di sebut dengan mahasiswa. Seorang pelajar yang dulunya adalah seorang siswa tapi setelah melanjutkan ke tingkan perguruan tinggi akan berubah menjadi mahasiswa, yang berarti seorang maha di atas segalanya.
Mahasiswa adalah seorang cendekiawan muda sebagai kaum terdidik yang diharapkan akan membawa penceraha “agen of cheng”, yang tanggung jawabnya bukan hanya menyelasaikan tugas kampus tapi bagai mana seorang mahasiswa menjadi penyambung lidah masyarakat atau penyampai aspirasi rakyat.
Tapi sekarang kita dapat membedakan antara mahasiswa yang benar-benar memfungsikan dirinya sebagai mahasiswa yaitu mahasiswa aktifis yang selalu aktif dan peka terhadap apa yang terjadi ditengah permasalah masyarakat dan Negara dengan mahasiswa yang tekun dan focus terhadap kepentingan pribadinya. Disini kita akan mengetahui mana mahasiswa aktifis dan mana mahasiswa buruh.
a.       Mahasiswa aktifis
Adalah mereka para mahasiswa yang di sibukkan oleh urusan-urusan organisasi dan kepentingan orang banyak tanpa harus meninggalkan tugas pribadi mereka masing-masing. Mereka berjuang mempertahankan kebenaran yang berdiri tegap di atas ideology yang benar, menyampaikan aspirasi rakyat demi terciptanya kesejahteraan bersama.
b.      Mahasiswa Buruh
Adalah mereka yang menganggap segalanya adalah uang yang selalu mementingkan urusan pribadinya, bahkan ada yang rela menjual Koran bekerja menjadi suruhan orang-orang yang punya uang (kapitalis) menjadi budak intelektual kapitalis.
Kegiatan mereka selain kuliyah adalah bekerja, mereka bahkan tidak ada bedanya dengan buruh-buruh yang ada dan bahkan banyak di Indoneia ini.
Demikianlah barangkali menjadi sebuah perantara, untuk membuka hati nurani para mahasiswa untuk bisa mengikut sertakan dirinya dalam pembela dan penyambung lidah masyarakat yang harapannya di serahkan kepada para pelajar, mahasiswa dan cendekiawan.

Bahagiamu Adalah Bahagia Ku



Bahagiamu Adalah Bahagia Ku

Munkin saat ini aku bersedih
Tapi aku ingin melihatmu bahagia
Jika nanti aku bahagia
Aku ingin melihatmu tersenyum
Jika nanti aku mulai tersenyum
Aku ingin melihatmu tertawa
Jika aku sudah mampu tertawa
Aku akan mengutukmu menjadi orang yang paling bahagia
Karena aku, tidak mmpu melihatmu bersedih

Jakarta. 24.11.2011
Harsani Gharib